Five Stage of Grief
Siapa sih yang tidak pernah sedih?
Pasti kita semua pernah melihat atau mengalami fenomena kesedihan di kehidupan sehari- hari misalnya seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, terjadi rugi besar, mendengar kabar buruk atau ketika sakit berat. Beberapa waktu lalu saya melihat sebuah video seorang laki- laki yang sedang menangis dan menutupi seluruh wajahnya tanpa berbicara sepatah katapun. Video tersebut bahkan sampai viral dan membuat banyak orang berempati. Setelah membaca komentar ada salah satu teman nya yang menyatakan bahwa laki- laki tersebut baru saja memergoki pacarnya sedang berselingkuh. Setelah melihat video tersebut saya jadi teringat sebuah teori psikologi yang dibuat oleh Dr. Elisabeth Kübler-Ross yang dikenal dengan The Five Stages of Grief yang pertama kali diperkenalkan pada bukunya On Death and Dying pada tahun 1969. Teori ini dibuat berdasarkan hasil wawancara dari 500 orang yang sedang menghadapi kematian loh. Menarik dan bikin penasaran sama teorinya kan? Ayo lanjut baca sampai selesai.
Sesuai dengan nama teorinya yaitu Five Stages of Grief, teori ini terbagi menjadi lima tahap. Berikut adalah penjelasan setiap tahap nya :
TAHAP 1 : Denial
Pada tahap ini individu akan melakukan penolakan terhadap apa
yang sebenarnya sedang terjadi terhadap dirinya. Penolakan ini bisa berupa
ucapan langsung atau diucapkan dalam hati.
“Ga mungkin”
“Ah- mungkin kamu salah lihat”
TAHAP 2 : Anger
Setelah itu tahap selanjutnya adalah anger, pada tahap anger
individu akan melampiaskan semua emosinya. pelampiasan emosi ini bisa dilakukan
ke orang yang ada kaitannya dengan masalah atau bahkan ke orang lain. Hal ini
terjadi karena ego terancam, maka di tahap pertama dan kedua ini berkaitan
dengan mekanisme pertahanan diri (defense mekanism).
TAHAP 3: Bargaining
Individu akan melakukan tawar menawar pada kesedihan yang
sedang dialami atau dirasakan. Pada tahap ini individu memikirkan masalahnya
dan mengharapkan sesuatu. Melakukan permohonan dan intropeksi dirinya.
“Tolong tuhan, saya tidak akan pernah marah pada istri lagi
jika..’’
“if only…“
TAHAP 4 : Depression
Selanjutnya adalah tahap depression yaitu perasaan kehilangan
atau duka yang berlarut- larut. individu juga akan merasa hidupnya tidak
penting lagi. Pada tahap ini biasanya individu akan mengisolasi diri seperti
tidak mau keluar dari kamar, tidak mau makan atau bahkan ingin mengakhiri
hidupnya. maka dari itu, pada tahap ini sangat penting dukungan dari orang
terdekat atau lingkungan sekitar.
TAHAP 5 : Acceptance
Ketika sudah bisa keluar dari tahap depression kita akan
menerima dan masuk ke tahap terakhir yaitu acceptance. Pada tahap ini individu
sudah mulai menerima kenyataan yang terjadi dan merasa bahwa apa yang sudah
terjadi tidak bisa diulang kembali. seseorang mungkin baru saja mencapai tahap
penerimaan setelah bertahun- tahun mengalami kesedihan. Hal tersebut sangat
wajar karena setiap orang menghadapi lima tahap ini dengan waktu yang berbeda-
beda.
Nah itu merupakan sedikit penjelasan tentang five stage of
grief, Tahap- tahap yang sudah dijelaskan di atas tidak wajib diselesaikan dan
tidak semua peristiwa mengalami tahapan tersebut atau berurutan secara
kronologis. Tetapi, dengan mengetahui tahap ini diharapkan kita bisa memilih
respon apa yang akan dilakukan dan memahami kondisi diri sendiri maupun
oranglain. Apabila disekitarmu ada seseorang yang sedang mengalami kesedihan
cobalah untuk memberi dia dukungan ya!
Setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan. Memang masa
lalu itu sulit untuk dilupakan, tetapi masa lalu tersebut jangan sampai membuat
dirimu terus terpuruk. Yakinlah bahwa masa depan yang cerah sedang menunggumu
:)
Komentar
Posting Komentar